Sabtu, 15 April 2017

Liga BEM FKIP Unisma



Liga BEM FKIP Unisma

Fenomena, UNISMA - Rangkaian acara Gebyar Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA)  kembali digelar. Hari ini, Sabtu (15/04/2017), Kompetisi Futsal se-Malang Raya dilaksanakan sebagai salah satu agenda Gebyar FKIP ke-36. Kompetisi yang bertempat di Lapangan "Champion Futsal Tlogomas" ini, dibuka langsung ole Bapak Hamidin, M.Pd., sebagai perwakilan dari Wakil Dekan III yang berhalangan hadir.

Menurut Fitriya, selaku Wakil Ketua BEM FKIP UNISMA, kompetisi futsal se-Malang Raya ini merupakan yang pertama kali digelar oleh BEM FKIP UNISMA. Selain bertujuan untuk merayakan Gebyar FKIP ke-36, kompetisi ini juga bertujuan untuk memperkenalkan BEM FKIP UNISMA dan menjalin kerjasama dengan sekolah dan perguruan tinggi di Kota Malang.

"Meski digelar pada pertengahan Ujian Tengah Semester, antusiasme panitia untuk mendukung terlaksananya acara ini sangat tinggi. Pada awalnya dirasa memberatkan, karena pihak BEM tidak mengetahui bahwa kegiatan ini bertepatan dengan UTS. Namun, kerjasama antara BEM dengan tiga Himaprodi (pend. Bahasa Indonesia, pend. Bahasa Inggris, dan pend. Matematika) sangat membantu terlaksananya kompetisi ini", ucap Alfiyan selaku Ketua Pelaksana Kegiatan.

"Kompetisi ini sangat berarti bagi kami, selain untuk melatih kemampuan olahraga, kompetisi ini juga bisa sebagai wadah kami untuk mengenal beberapa klub futsal di Malang. Semoga kompetisi seperti ini terus digelar setiap tahunnya, selain itu penambahan lapangan yang digunakan juga diperlukan untuk pengefisienan waktu, mengingat jumlah klub yang mengkuti kompetisi ini cukup banyak", ungkap Akhmad Syfii salah satu pemain dari HIMAKATRA FC.

Kompetis akan dilanjutkan pada Minggu (16/04/2017) oleh 16 tim yang lolos untuk babak penyisihan selanjutnya.

Kamis, 12 Januari 2017

DIAM TAK BERCAHAYA, MENULIS TUK BERCERITA

Jangan biarkan aku sepi tanpa bintang-bintang 
Aku bukan bintang yang hidup lintang klantung
AKU binatang yang masih bisa bermimpi.
Hem... aku tak ingin hari ini bersinar tanpa cahaya bintang,
Hem... aku akan tersenyum untuk hari ini walau ini bukan untukku,
Aku dan sanubari yang selalu ingin hidup bersama kalian berbunga,
Bersama sajak-sajak yang tak berima
Bersama rangkaian kata yang tak berarti
Bersama rangkaian kata yang ku senangi, untuk kalian yang tersenyum
 Bersama pena-pena yang masih nyaman di dalam ransel-mu.
Aku tak tau kapan kau bisa merangkai kata dengan sanubari,
 Sehingga terbentuk kata menjadi frasa yang bermakna
dan klausa yang memiliki tujuan,
 Sehingga kalimatku sempurna untuk menemani hari-hariku
 yang indah bersama bahasaku yang tak berarti 
Tapi aku bersemi di rimba rumah yang tak berkaca, namun selalu berkata 
Dalam pena yang tak bermata, selamat pada pembaca.


#jangan biar aku sepi tanpa arti

Selasa, 10 Januari 2017

REFLEKSI 2016 REFORMASI 2017
2016 telah lewat beberapa waktu, kini hanya tersisa sejarah yang ada untuk dikenang dan dapat belajar dari apa yang telah terjadi di tahun lalu, pelajaran terbaik ketika belajar pada apa yang telah terjadi, pengalaaman terhebat ketika mampu merefleksikan setiap kejadian di masa lalu, ketika mengambil hikmah dari apa yang telah terjadi, akan memberikan mafaat untuk masa yang akan datang,di tahun 2017 tahun yang akan menjadikan harapan besar bagi semua yang menganggap tahun 2017 tahun harapan, terutama untuk bangsa Indonesia banyak hal yang telah terjadi di masa lalu yang menjadi bumerang bagi anak bangsa dan regenerasi bangsa. Tidak ada salahnya apa yang terjadi di masa lalu dijadian pelajaran yang terbaik untuk masa yang akan datang, “Habis Gelap Terbitlah Terang” (R.A Kartini).
            Jika gelap menjadi bumerang di masa lalu apa yang menjadi refleksi bagaimana gelap tidak selalu menjadi gelap, setidaknya jadikan kegelapan itu sebuah ukiran sejarah untuk memberikan sinar kecil dalam kegelapan. kalau tidak bisa memberikan sinar terang setidaknya menjadi lilin dalam kegelapan. 2016 telah terlewati untuk memutar kembali tidak akan bisa, yang mampu bisa memutar hanya pola pikir untuk kembali dan menganalisis beberapa kejadian yang ada di masa lampau, di mana masabisa menemukan pelajaran yang belum dirasakan untuk masa yang akan datang. Bahkan dalam hal ini jika ingin menjadi yang terbaik pandai-pandailah untuk menoleh kepada sejarah, karena yang telah terjadi di masa lalu tidak pernah memberikan kebohongan, maka harus bisa mengambil pelajaran bahwa kejadian di masa lalu bisa memberikan refleksi tidak hanya menatap ke depan tanpa memperhatikan yang telah berlalau, sejarah ibaratkan spion kecil, ketika ingin melangkah ke dapan melihatlah ke spion kecil yang akan memberikan arahan bahwa berjalan yang terarah harus bercermin pada sejarah pada 2016.
            Banyak sejarah yang patut diresapi di negara pada tahun lalu 2016. Sumber dari Klikkabar.com ada beberapa kasus yang terjadi yang menyita hati publik dan masyraka, mulai dari kasus kekerasan seksual dan pembunuhan yang ada di Tanggerang (12/05/16), wanita umur 18 tahun, di temukan sangat tragis dengan ganggang cangkul yang masuk ke alat kemaluannya. Pada tahun yang sama kekerasan seksual dan pembunuhan di Bengkulu (02/04/16), Siswi SMP yang bernama Yuyun diperkosa 14 pria mabuk hingga nasib malang nyawanya tidak tertolong. Yoyakarta (28/04/16), Mahasiswi UGM dibunuh di Toilet kampus oleh OBoffice boy kampus lantaran iri dengan apa yang dimiliki korban. Tanggerang Banten (13/04/16), Pembuhan yang sangat keji dengan memutilasi pacarnya yang sedang hamil, lantaran tersangka dipaksa untuk bertanggungjawab. Kalimatan Selatan (14/01/16), Penemuan mayat perempuan di samping rumah korban yang bernama Atni dibunuh dan dicor dengan semen dikubur disamping rumahnya lantaran menjadi istri simpanan tidak kuat meminta dinikahi secara resmi. Pada tahun yang sama terjadi di Denpasar Bali (29/02/16), seorang anak SD yang tidak ditemukan beberapa bulan bernama Angeline berumur 8 tahun di temukan sudah tidak bernyawa di kandang ayam belakang rumah Ibu angkatnya. Pada tahun yang sama 2016, terjadi pembunuhan seorang aktivis agraria ketika membela haknya, sehingga terjadi konflik agraria di Lumajang (23/06/16) Salim Kancil, di bunuh karena dianggap ikut campur dalam penambangan pasir ilegal, dan ini sebagian dari yang telah terjadi pada tahun lalu. Beberapa yang telah terjadi pada masa lalu sebagai refleksi untuk mengenang sejarah dan bukan hanya untuk dinikmati memperindah sejarah.
Apa yang telah terjadi di masa lampau, semua bisa dijadikan refleksi di tahun yang baru ini 2017, bagaimana caranya sejarah yang telah terjadi tidaklah terulang kembali di masa mendantang, tentunya semua permasalahan di dunia ini pasti ada solusinya,setiap ada kemauan pasti ada jalan, penanganan hal yang telah terjadi akan lebih mudah daripada menangani hal yang belum terjadi, dengan menoleh kebelakang untuk mencari solusi yang terbaik sehingga kejadian yang sangat mengerikan bisa di selesaikan setidaknya mengurangi yang telah terjadi. Sehingga tidak ada sesuatu yang tidak ada penyelesaianya semunya akan dapat di atasi, negara yang sejati tidak akan mewarisi sebuah bencana yang membuatnya lebih suram, karena tugas negara dan bagaimana pemerintah yang mempunyai hak dan kewajiban dapat memikirkan dan bagaimana negara ini diarahkah, rakyat kecil hanya menjadi ekor sehingga keharmonisaan dalam negara dengan masyrakat harus dijaga relasi yang mampu menemukan penyelesaian secara bersama.
            Ending 2016 ada beberapa permasalahan yang menyita mata hati publik dari ancaman teroris bahwa negeri ini masih dalam ancamaan dari oknum yang ingin memecahkan Bhineka Tunggal Ika, teroris bagaimana kita bisa berpikir secara kritis dan logis ketika menanggapi setiap kejadian di negeri ini, bahwa permasalahn yang terjadi apakah itu hanya akal-akalan orang Indonesia, itu semua sebuah bentuk ujian ediologi bangsa indonesia dari beberapa kejadian mulai dari bentuk aksi 212 dan penangkapan salah satu teroris, dan jika di kritisi secara seksama. Jiwa regenerasi bangsa ini lagi dikacaukan, sehingga akhir suatu hari tidak akan ada yang mengenal yang namanya Pancasila yang memiliki lima butir, hanya nama dan lambang yang gagah terpampang di ruang diding lembaga. Akan tetapi anak bangsa apatis terhadap ediologi sehingga jiwa-jiwa nasionalis yang menjadi andalan negeri untuk masa yang akan datang lambat laun akan terkikis gilas, dan hanya tercipta sebuah generasi bangsa yang hanya menjadi pemimpin yang siap pakai (instan), tanpa melihat latar belakang dan sejarahnya.
            Negara yang mewariskan suatu permasalahan dan akan terulang kembali apa yang telah terjadi tidak akan patut diberi nama negara, bahkan tidak mungkin seekor kancil masuk dalam lubang yang sama, kecuali kerbau. Bahkan dalam suatu negara memiliki sebuah sumpah, dan janji negara itu untuk melindungi “segenap bangsa dan seluruh tumpah darah” yang di nomorkan pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Cita-cita negara sangat mulia untuk membentuk dengan memberikan seluruh tumpah darahnya sebagai jaminan untuk mengatasi apa yang telah terjadi di negeri ini hakikinya jiwa pemimpin sudah jelas resolusi dalam UUD 1945 No 1, sebuah kejadian yang ada bukanlah lonceng terakhir dari masa depan. Maka hal yang terbaik di masa lalu di tahun 2016, jadikan sebuah kebanggaan yang tidak hanya bangga di hari ini saja, namun jadikan sebuah amanah yang akan menjanjikan di masa yang akan datang. Jika yang terburuk di tahun 2016 jadikan semua itu refleksi untuk reformasi di tahun 2017, untuk menjadikan bangsa dan negara yang lebih baik dan revolusi negara ini memang di tunaikan kepada rakyat, akan menemukan rilnya rovolusi negeri ini.(*)

Penulis
AKHMAD
Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP
Universitas Islam Malang (UNISMA)
ACARA YANG AKAN DATANG ADALAH DISKUSI RUTIN BERSAMA PPMI